Pantauan Status Terbaru Kompleks Gunung Api Dieng

Jakarta - Tahukah Sobat Gunung bahwa tadi malam, Kamis (29/04), tepatnya pukul 18:26 WIB, Kawah Sileri di Dieng mengalami Erupsi Freatik? Kenapa Status Gunung api Dieng tetap regular?

Status Gunung api disusun berdasarkan seberapa bahaya aktivitas gunung api terhadap masyarakat dan wisatawan yang berada di sekitar kawah.

Adapun potensi erupsi Kawah Sileri yang berstatus normal saat ini masih sesuai rekomendasi radius kawasan rawan bencana Gunung api Dieng


PVMBG menjelaskan Masyarakat dan Wisatawan wajib tidak mendekati Kawah Sileri Distance 500 meter serta tidak beraktivitas di sekitar Kawah Timbang untuk menghindari ancaman gas-gas vulkanik konsentrasi tinggi yang dapat membahayakan jiwa.

Menurut Aris Sudaryanto, Kepala BPBD Banjarnegara, jarak terdekat permukiman warga dengan kawah Sileri sekitar 5 kilometer. Tetap ikuti aktivitasnya ya di sosial media dan aplikasi Lava Indonesia yang dikelola PVMBG.

Sobat Gunung, bicara tentang jumlah kawah di Gunung api Dieng. Sebenarnya ada berapa kawah sih di komplek gunung ini? Pada laporan tahun 2017, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), melalui Ir.

Agus Budianto menjelaskan terdapat 22 kawah yang perlu diwaspadai aktivitasnya di Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah. Salah satu kawah yang dianggap paling berbahaya adalah Kawah Timbang yang sempat meletus dan mengeluarkan gas beracun sangat berbahaya.

Dr. Ir. Priatna, M.T. pada kegiatan Geoseminar pada hari Selasa tanggal 8 September 2020 dengan tema "Gunung Api" yang diselenggarakan PVMBG, menjelaskan bahwa Kawasan kompleks Gunung api Dieng memiliki potensi ancaman gas beracun dan erupsi freatik yang setiap saat mengintai.

Sejak tahun 1375 tercatat bahwa terdapat 468 korban jiwa dan 50 terluka. Fokus pemantauan di wilayah tersebut terdapat di Kawah Sileri, Timbang, Sikendang, Candradimuka, Sikidang, dan Sibanteng.

Nah Sobat Gunung, sekarang ini jumlah penduduk di Sekitar Gunung api Dieng radius 10 kilometres terdiri dari 1.092.929 jiwa, sehingga ancaman gas beracun dari Gunung api Dieng harus selalu dipantau dan diketahui sejarahnya ya.

6 Kawah Aktif Terpantau di Kompleks Gunung Api Dieng.

Kawasan Kompleks Gunung api Dieng memiliki catatan sejarah pengamatan 26 periode erupsi sejak 1375 dan ditemukannya empat periode erupsi menggunakan pendekatan radiokarbon.

Adapun jumlah kawah di Dataran Kompleks Gunung api Dieng terdapat 22 kawah yang disampaikan PVMBG pada tahun 2017.

Setidaknya terdapat enam kawah yang telah difokuskan pemantauannya. Enam Kawah tersebut yaitu Kawah Timbang, Sikidang, Sileri, Candradimuka, Sibanteng, dan Sikendang.

Dari sisi barat Wilayah Kompleks Gunung api Dieng dapat dilihat posisi Kawah Timbang, Kawah Candradimuka, Sileri, Sikidang dan Sikendang. Kawah Sikendang dan Kawah Sibanteng agak sulit ditemukan karena belum ditandai di Kompleks Gunung api Dieng.

Lokasi Kawah Sikendang berada di tepi danau Telaga Warna Dieng, ditandai dengan tanah berwarna putih kemerahan yang diakibatkan campuran senyawa belerang dan tidak terdapat tanaman yang tumbuh di sekelilingnya. Sedangkan, Lokasi Kawah Sibanteng berada di antara Kawah Sikidang dan PLTP Dieng PT Geo Dipa Energy.

Kawah Timbang

Seberapa bahaya kawah Timbang ini? Kawah Timbang sering mengeluarkan potensi gas beracun ketika erupsi kawah di Gunung api kompleks Dieng terjadi.

Berdasarkan Sejarah Pengamatan tanggal 20 Februari 1979, ketika Kawah Sinila dan Kawah Sigluduk mengalami erupsi dengan Skala VEI 1. Kawah Sinila yang berada di antara Desa Batur, Desa Sumberejo, Desa Pekasiran, dan Desa Kopucukan, Kecamatan Batur, Banjarnegara.

Pada Pukul 05.04 WIB tanggal 20 Februari 1979 Kawah Sinila erupsi dan mengeluarkan kolom tinggi asap pekat disertai dengan dentuman keras yang mengagetkan masyarakat Dieng. Erupsi kedua Kawah Sinila terdengar dalam waktu kurang dari satu jam. Aliran lahar panas ini memotong akses jalan setempat sehingga membuat warga empat desa itu terisolasi.

Selanjutnya, pada pukul 06.50 WIB, kawah baru Sigluduk yang berjarak 250 meter sebelah Barat Kawah Sinila mulai mengeluarkan kolom asap. Saat itu, overall volume lahar yang keluar dari Kawah Sinila sekitar 15.000 meter kubik.

Penduduk Desa Kopucukan yang berada paling dekat dengan Kawah Sinila word play here serempak melarikan diri. Namun, warga desa tidak sadar jika lubang kecil dan rekahan baru yang tercipta akibat aktivitas vulkanik itu mengeluarkan gas CO2 dan H2S yang sangat mematikan.

PVMBG mencatat kompleks Kawah Sinila mengeluarkan kurang lebih 200.000 heap gas karbon dioksida murni dalam waktu singkat. Beberapa masyarakat sekitar yang menuju ke barat arah Batur justru terperangkap dalam kepungan gas beracun yang sudah menanti di sekitar Kawah Timbang.

Ratusan warga tak sadar mereka sudah berada di area yang dipenuhi gas beracun. Data mengungkapkan, hal ini terjadi akibat gas yang tidak berwarna dan gas beracun tersebut juga tidak berbau. Pada tragedi di pagi hari tanggal 20 Februari 1979 itu, tercatat korban Jiwa sebanyak 149 warga.

Kawah Timbang tercatat mengeluarkan aktivitas pada Bulan Maret 2013, kala itu Kompleks Gunung Api Dieng dinaikan statusnya dari typical menjadi waspada dan mengimbau masyarakat tidak berada dalam distance 500 meter dari kawah Timbang.

Adapun batas normal kandungan CARBON DIOXIDE bagi kesehatan adalah tidak melebih 0.5% quantity, sedangkan pada Maret 2013, kandungan CARBON DIOXIDE sebesar 0.71% volume.

Kawah Sikidang

Kawah Sikidang merupakan lapangan perkawahan yang berpindah-pindah lokasinya di Dataran Tinggi Dieng.

Kawah Sikidang berada paling dekat dengan kawasan percandian Dieng. Kawah Sikidang yang sangat diminati wisatawan ini, dalam sejarah pengamatannya, pernah terjadi erupsi pada periode erupsi 26 Desember 1883 hingga18 Maret 1884, dan dilaporkan erupsi pada tanggal 2 Juli 1981.

Kedua erupsi tersebut berskala VEI 1, dan hingga sekarang (30/4/2021) belum terjadi erupsi di Kawah Sikidang.

Bagi pengunjung yang berniat berwisata ke Kawah Sikidang, disarankan agar berhati-hati saat berjalan di sekitar areal Kawah, pilihlah tanah kering untuk berpijak, serta kenakan masker yang bisa dibeli di sekitaran kawah untuk menghindari aroma sulfur yang menyengat. Warga dan wisatawan tetap harus mematuhi rekomendasi PVMBG ya sobat Gunung.

Kawah Sibanteng

Kawah Sibanteng pernah mengeluarkan letusan freatik pada 15 Januari 2009, saat itu erupsi kawah Sibanteng memiliki Skala VEI 1. Tidak terdapat korban jiwa pada kala itu. Letusan freatik tersebut mengeluarkan lumpur seperti sekarang.

Kawah Sileri

Kawah Sileri merupakan kawah teraktif di Komplek Gunung api Dieng. Bagaimana tidak? Kawah Sileri telah mengalami periode erupsi 10 kali tercatat hingga 29 April 2021.

Adapun periode erupsi pertama dimulai pada tanggal 3 November 1943, kala itu erupsi Kawah Sileri berskala VEI 1.

Satu tahun berselang tanggal 4 Desember 1944, Kawah Sileri kembali erupsi dengan tingkat yang lebih kuat yaitu Skala VEI 2. Kali ini Kawah Sileri menyebabkan 59 orang meninggal akibat lumpur, 38 orang luka-luka, dan 55 orang hilang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ahli Kesehatan Mengatakan Seorang Perokok Lebih Beresiko Mengalami Infeksi Covid-19 Terparah

Satpol PP Depok Mengegelar Razia Pekat, Setidaknya 7 Pasangan Mesum Dan 70 botol Miras Diamankan

Terdakwa Kasus Hoaks Omnibus Law, Jumur Hidayat Dituntut 3 Tahun Penjara